Guru Olahraga di Kupang Dianiaya Siswa hingga Babak Belur Gara-gara tak Terima Ditegur

Kategori Berita

Iklan

Guru Olahraga di Kupang Dianiaya Siswa hingga Babak Belur Gara-gara tak Terima Ditegur

16 Maret 2025

 

Guru Olahraga di Kupang Dianiaya Siswa hingga Babak Belur Gara-gara tak Terima Ditegur

Medantalktv.biz.id | Viral di media sosial kasus seorang guru olahraga di Kota kupang babak belur lantaran dianiaya siswanya sendiri.

Kejadian itu berlangsung di SMA Negeri 4 Kota kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada kamis (13/3/2025).

Guru tersebut Alfred Kause (43) dianiaya siswa berinisial YA.

Tak terima dianiaya, Alfred mendatangi Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Kota Lama, Kota kupang.


Dia melaporkan kejadian itu.

Hal ini dijelaskan Kepala Polsek Kota Lama, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Johny Makandolu, Jumat (14/3/2025) kemarin.

Johny menuturkan, kejadian penganiayaan itu terjadi saat berlangsung jam pelajaran. 


Ketika itu, Alfred sedang mengajar murid-murid kelas XI J di lapangan serbaguna SMAN 4.

Kemudian, muncul YA dan mengganggu para murid yang sedang menerima pelajaran.

Alfred lalu menegur, dan sempat menasihati YA agar tidak mengganggu. Namun, karena tak terima ditegur, YA yang sempat berkata kasar, langsung menganiaya gurunya itu.


Akibatnya, Alfred mengalami luka serius di wajah, telinga, dan rahang. 

Setelah kejadian tersebut, pelaku dikeluarkan pihak sekolah dari tempatnya menuntut ilmu.


Namun belakangan pihak sekolah mengaku tak mengeluarkan pelaku tetapi mengembalikannya ke orang tua.

Kini siswa berinisial YA itu harus menerima nasib dikeluarkan dari sekolah.


Belum lagi kasus hukum juga menjeratnya karena korban memutuskan untuk lapor polisi.

"Jadi dia (YA) bukan dikeluarkan, tapi dikembalikan ke orangtuanya untuk mencari sekolah lain," kata Pelaksana Tugas Kepala Sekolah SMAN 4 kupang, Frans Balu Lowa, Sabtu (15/3/2025), seperti dikutip via Kompas.com, Minggu (16/3/2025).


Guru Olahraga di Kupang Dianiaya Siswa hingga Babak Belur Gara-gara tak Terima Ditegur


Meski begitu, lanjut Frans, belum ada keputusan resmi tentang hal ini, karena masih menunggu proses hukum di kepolisian. Menurut dia, sekolah menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.

"Minggu depan akan dilaksanakan rapat dewan guru untuk memutuskannya, karena keputusan tertinggi di sekolah adalah keputusan rapat dewan guru," kata Frans lagi.


Frans menambahkan, sebagai pembelajaran, siswa tersebut pasti dikembalikan kepada orangtuanya karena memukul guru termasuk pelanggaran berat.

Dia menyebut, jika tidak dikembalikan kepada orangtua, maka dikhawatirkan akan muncul kasus-kasus serupa di sekolah.

Hal ini juga untuk kenyamanan seluruh warga sekolah, dan untuk kenyamanan siswa yang bersangkutan.


"Mungkin di sekolah lain anak ini akan lebih berkembang dan berprestasi," ujar dia.

"Untuk duduk persoalan kasus ini, silakan konfirmasi ke pihak kepolisian karena saat ini sedang ditangani pihak kepolisian," sambung Frans.


(Rel)